Pengertian Psikologi
A. Arti
Psikologi Secara Umum
Psikologi berasal dari
perkataan Yunani psyche yang artinya jiwa, dan logos yang artinya ilmu
pengetahuan. Jadi secara etimologi (menurut arti kata) psikologi artinya ilmu
yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya
maupun latar belakangnya.
Menurut Crow and Crow,
psichology is the study of human
behavior and human relationship. Disini dijelaskan bahwa yang dipelajari oleh
psikologi adalah tingkah laku manusia, yakni interaksi manusia dengan dunia
sekitarnya, baik yang berupa manusia manusia lain ( human relationship ) maupun
yng bukan manusia seperti hewan, iklim, kebudayaan, dan sebagainya.psikologi
tidak hanya berhubungan dengan tingkah laku manusia saja.
Secara umum psikologi
diartikan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia atau ilmu yang mempelajari
gejala-gejala jiwa manusia karena para ahli jiwa mempunyai penekana yang
berbeda-beda, maka definisi yang digunakan juga berbeda. Diantara pengertian
yang dirumuskan oleh para ahli itu, antala lain sebagai berikut:
1. Menurut Dr.Singgih Dirdagunarsa
Psikologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang tingkah laku manusia.
2. Plato
dan Aristoteles
berpandapat bahwa psikologi ialah ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang hakikat jiwa hingga prosesnya sampai
akhir.
3. Jhon
Broadus Watson
memandanng psikologi sebagai ilmu pengetahuan
yang memepelajari tingkah laku tampak ( lahiriah ) dengan menggunakan metode
observasi yang objektif terhadap rangsangan.
4. Garden
Murphy
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari respons
yang diberikan oleh makhluk hidup terhadap lingkungannya.
5. Wilhelm
Wudnt
Berpendapat bahwa psikologi merupakan ilmu
pengetahuan yang mempelajari pengalaman-pengalaman yang timbul dalam diri
manusia, seperti penggunaan pancaindera, pikiran, perasaan, dan kehendak.
Berbicara tentang hal jiwa,
terlebih dahulu kita harus dapat membedakan antara nyawa dengan jiwa. Nyawa
adalah daya jasmaniah yang keberadaannya bergantung pada hidup jasmani yang
meninbulkan perbuatan badaniah yaitu perbuatan yang ditimbulkan oleh proses
belajar. Misalnya : instink, refleks, nafsu, dan sebagainya. Jika jasmani mati,
maka mati pulalah nyawanya.
Sedang jiwa adalah daya hidup rohaniah yang bersifat
abstrak, yang menjadi penggerak dan pengatur bagi sekalian perbuatan-perbuatan
pribadi ( personal behavior ) dari hewan tingkat tinggi dan manusia. Perbuatan
pribadi ialah perbuatan sebagai hasil proses belajar yang dimungkinkan oleh
keadaan jasmani, rohani, sosial, dan lingkungan. Proses belajar ialah proses
untuk meningkatkan kepribadian
(personality) dengan jalan berusaha mendapatkan pengertian baru,
nilai-nilai dalam menghadapi kontradiksi- kontradiksi dalam hidup. Jadi, jiwa
mengandung pengertian-pengertian, nilai-nilai kebudayaan, dan kecakapan-kecakapan.
Ada yang mengibaratkan bahwa
jiwa dan daban itu sebagai burung dan sangkarnya. Burung itu diumpamakan jiwa,
sedang sangkar adalah badannya. Bila burung itu terbang terus dan tidak
kembali, maka matilah manusia itu.
Bila dibandingkan dengan
ilmu-ilmu lain seperti: ilmu pasti, ilmu alam, dan lain-lain, maka ilmu jiwa
dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan yang serba kurang tegas, sebab ilmu
ini mengalami perubahan, tumbuh, berkembang untuk mencapai kesempurnaan.
Karena sifatnya abstrak,
maka kita tidak dapat mengetahui jiwa secara wajar, melainkan kita hanya dapat
mengenal gejalanya saja. Jiwa adalah sesuatu yang tidak tampak, tidak dapat
dilihat oleh alat diri kita. Demikian pula hakikat jiwa, tak seorang pun dapat
mengetahuinya. Manusia dapat mengetahui jiwa seseorang dengan tingkah lakunya,
jadi tingkah laku itu merupakan kenyataan jiwa dapat kita ketahui dari luar.
Pernyataan jiwa itu kita
namakan gejala-gejala jiwa, diantaranya mengamati, menanggapi, mengingat,
memikirkan, dan sebagainya. Dari itulah orang membuat definisi : ilmu jiwa
yaitu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.
Sebagai ilmu pengetahuan,
psikologi juga memiliki sifat-sifat yang dimiliki ilmu pengetahuan pada
umumnya. Karena itu, psikologi mempunyai:
a. Objek
tertentu
b. Metode
penyelidikan tertentu
c. Sistematika
yang teratur sebagai hasil pendekatan terhadap objeknya.
B. Konsep Dasar Belajar
1. Pengertian Belajar
James O. Whittaker merumuskan belajar Belajar
sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
pengalaman.
Cronbach berpendapat bahwa belajar adalah
suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman.
Howard L. Kingskey mengatakan bahwa belajar
adalah proses dimana tingkah laku(dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah
melalui praktek atau latihan.
Drs. Slameto juga merumuskan pengertian
belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan
yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.
2. Hakikat Belajar
Hakikat
belajar ini sangat penting diketahui untuk dijadikan pegangan dalam memahami
secara mendalam dalam masalah bekajar. Dari sejumlah pengertian belajar yang
telah diuraikan, ada kata yang sangat penting yakni kata “perubahan”. Perubahan
yang dimaksud tentu saja perubahan yang sesuai denagan perubahan yang
dikehanadaki oleh pengertian belajar. Perubahan yang terjadi akibat belajar
adalah perubahan yang dengan aspek kejiwaan dan mempengaruhi tingkah laku.
Sedangkan perubahan tingkah laku akibat mabauk karena meminum minuman keras,
akaiabt gila, akibat tabrakan dan sebainya, bukan lah kategori belajar yang
dimaksud.
Akhirnya,
dapat disimpulkan bahwa hakikat belajar adalah perubahan dan tidak setiap
perubahan adalah sebagai hasil belajar.
3. Ciri-ciri Belajar
Jika hakikat belajar adalah
perubahan tingkah laku, maka ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukan
kedalam ciri-ciri belajar.
1. Perubahan
yang Terjadi Secara Sadar.
Ini berarti indivudu yang
belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya
individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya.
2. Perubahan
dalam Belajar Bersifat Fungsional.
Sebagai hasil belajar,
perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus dan tidak
statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahab berikutnya dan
akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.
3. Perubahan
dalam Belajar Bersifat Positif dan Aktif.
Dalam perbuatan belajar,
perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu
yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa
perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya, melaikan karena usha individu sendiri.
4. Perubahan
dalam Belajar Bukan Bersifat Sementara.
Perubahan yang bersifat
sementara (temporer) yang terjadi hanya untuk beberapa saat saja, seperti
berkeringat, keluaga air mata, dan sebagainya, tidak dapat digolongkan sebagai
perubahan. Peruubah yang terjadi karena proses balajar bersifat menetap atau
permanen. Ini berarti bahawa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan
bersifat menetap. Misalnya, kecakapan pada seorang anak dalam memainkan piano
setelah belajar, tidak akan hilang, melaikan akan terus dimiliki dan bahkan
makin berkembang bila terus dipergunakan atau dialattih.
5. Perubahan
dalam Belajar Bertujuan atau Berarah.
Ini berarti bahwa perubahan
tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar
terarah pada perubahab tingkah laku yang benar-benar disadari. Dengan demikian,
perbuatan belajar yang dilakukan senantiasa terarah pada tingkah laku yang
telah ditetapakan.
6. Perubahan
Mencakup Seluruh Aspek Tingkah Laku.
Jika seseorang belajar
sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara
menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.
4.
Teori-Teori Belajar
1.
Teori
Belajar Menurut Ilmu Jiwa Daya
Ahli-ahli ilmu jiwa
daya mengemukakan suatu teori bahwa jiwa manusia mempunyai daya-daya. Daya-daya
ini adalah kekuatan yang tersedia. Manusia hanya memanfaatkan semua daya itu
dengan cara melatihnya sehingga ketajamannya dirasakan ketika dipergunakan
untuk sesuatu hal.
Akibat dari teori
ini, maka belajar hanyalah melatih semua daya itu. Untuk melatih daya ingat
seseorang harus melakukannya dengan cara menghafal kata-kata atau angka,
istilah-istilah asing, dan sebagainya. Pengaruh teori ini dalam belajar adalah
ilmu pengetahuan yang didapat hanyalah bersifat hafalan-hafalan belaka.
Oleh karena itu,
menurut para ahli ilmu jiwa daya, bila ingin berhasil dalam belajar, latihlah
semua daya yang ada didalam diri.
2.
Teori
Tanggapan
Teori tanggapan adalah suatu teori belajar
yang menentang teori belajar yang dikemukakan oleh ilmu jiwa daya. Menurut
Herbart teori yang dikedepankan oleh ilmu jiwa daya tidak ilmiah, sebab
psikologi daya tidak dapat menerangkan kehidupan jiwa. Menurutnya unsur jiwa
yang paling sederhana adalah tanggapan.
Menurut ilmu
tanggapan belajar adalah memasukkan tanggapan sebanyak-banyaknya,
berulang-ulang, dan sejelas-jelasnya. Banyak tanggapan dikatakan pandai.
Sedikit tanggapan berarti kurang pandai.
3.
Teori
Belajar Menurut Ilmu Jiwa Gestalt
Gestalt adalah sebuah
teori belajar yang dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari Jerman. Teori ini
bepandangan bahwa keseluruhan lebih penting dari bagian-bagian. Sebab
keberadaan bagian-bagian itu didahului oleh keseluruhan.
Dalam belajar,
menurut teori Gestalt, yang terpenting adalah penyesuaian pertama, yaitu
mendapatkan respons atau tanggapan yang tepat. Belajar yang terpenting bukan
mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight.
Belajar dengan pengertian lebih dipentingkan daripada hanya memasukkan sejumlah
kesan. Belajar dengan insight (pengertian) adalah sebagai berikut :
a. Insight
tergantung dari kemampuan dasar.
b. Insight
tergantung dari pengalaman masa lampau yang relevan (dengan apa yang
dipelajari)
c. Insight
hanya timbul apabila situasi belajar diatur sedemikian rupa, sehingga segala
aspek yang perlu diamati.
d. Insight
adalah hal yang harus dicari, tidak dapat jatuh dari langit.
e. Belajar
dengan insight dapat diulangi.
f. Insight
sekali didapat dapat digunakan untuk menghadapi situasi-situasi yang baru.
Prinsip-prinsip belajar menurut geshalt
:
a. Belajar
berdasarkan keseluruhan
b. Belajar
adalah suatu proses prkembangan
c. Anak
didik sebagai organisme keseluruhan.
d. Terjadi
transfer
e. Belajar
adalah reorganisasi pengalaman
f. Belajar
harus dengan insight
g. Belajar
lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan, tujuan.
h. Belajar
berlangsung terus-menerus.
4.
Teori Belajar dari R. Gagne
Gagne mengatakan bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia
dapat dibagi menjadi lima kategori yang disebut
the domainds of learning, yaitu sebagai berikut
a. Keterampilan motoris
Dalam hal ini perlu koordinasi dari
berbagai gerakan badan, misalnya melempar bola mengemudi mobil dan sebagainya.
b. Informasi Verbal
Orang dapat menjelaskan sesuatu dengan
berbicara, menulis, menggambar ; dalam hal ini dapat dimengerti bahwa untuk
mengatakan sesuatu itu perlu intelagensi.
c. Kemampuan Intelektual
Manusia mengadakan interaksi dengan
dunia luar dengan menggunakan simbol-simbol. Kemampuan belajar dengan cara
inilah yang disebut kemampuan “intelektual”.
d.
Strategi Kognitif
Merupakan organisasi keterampilan yang
internal yang perlu untuk belajar
mengingat dan berpikir. Kemampuan ini berbeda dengan kemampuan intelektual,
karena ditujukan ke dunia luar, dan tidak dapat dipelajari hanya dengan berbuat
satu kali serta memerlukan perbaikan-perbaikan terus menerus.
e.
sikap
Kemampuan ini tidak dapat dipelajari dengan
ulangan-ulangan, tidak tergantung atau dipengaruhi oleh hubungan verbal. Sikap
ini penting dalam proses belajar ; tanpa kemampuan ini belajar tak akan
berhasil dengan baik.
5. Teori belajar
menurut ilmu jiwa asosiasi
Teori asosiasi disebut juga teori sarbond.
Sarbond singkatan dari stimulus, respons, dan bond. Stimulus berarti
rangsangan, respon berarti tanggapan, dan bond berarti dihubungkan. Rangsangan
diciptakan untuk memunculkan tanggapan kemudian dihubungkan antara keduanya dan
terjadilah asosiasi.
Teori asosiasi berprinsip bahwa keseluruhan
itu sebenarnya terdiri dari penjumlahan bagian-bagian atau unsur-unsurnya.
Penyatupaduan bagian-bagian melahirkan konsep keseluruhan.
Dari aliran ilmu jiwa asosiasi ada dua teori
yang sangat terkenal, yaitu teori konektionisme dari Therndike dan teori
conditioning dari Ivan P. Pavlov.
a. Teori
konektionisme
Thorndike menyimpulkan bahwa respon lepas
dari kurungan itu lambat laun diasosiasikan dengan situasi stimulus dalam
belajar coba-coba, trial and error.
Teori ini juga dikenal dengan nama kondisioning instromental, karena pemilihan
suatu respon itu merupakan alat atau instrumen bagi memperoleh ganjaran.
Ada tiga hukum belajar yang utama dan ini
diturunkannya dari hasil-hasil penelitiannya.
1. Hukum
efek
Hukum ini menyebutkan bahwa
keadaan memuaskan menyusul respon memperkuat pautan antara stimulus dan tingkah
laku. Sedangkan keadaan yang menjengkelkan memperlemah pautan itu.
2. Hukum
latihan
Hukum ini menjelaskan
keadaan seperti dikatan pepatah “ latihan menjadi sempurna “. Dengan kata lain
pengalaman yang diulang-ulang akan memperbesar peluang timbulnya respon
(tanggapan) yang benar. Tetapi pengulangan yang tidak disertai keadaan yang
memuaskan tidak akan meningkatkan belajar.
3. Hukum
kesiapan
Hukum ini melukiskan
syarat-syarat yang menentukan keadaan-keadaan yang disebut “ memuaskan “ , atau
“ menjengkelkan “ itu. Pelaksanaan tindakan sebagai respon terhadap suatu
inpuls yang kuat menimbulkan kepuasan, sedangkan menghalang-halangi pelaksanaan
tindakan atau memaksanya menimbulkan kejengkelan. Jadi menurut Thorndike dasar
dari belajar tidak lain adalah asosiasi antara kesan panca indera dengan impuls
untuk bertindak. Sama maknanya dengan belajar.
5. Jenis-jenis
Belajar
a. Belajar
Arti Kata-Kata
Belajar
arti kata-kata adalah dimana seseorang mulai menangkap arti yang terkandung
dalam kata-kata yang digunakan. Pada
mulanya suatu kata sudah kenal akan tetapi belum tahu artinya.
b. Belajar
Kognitif
Dalam
belajar kognitif,objek objek yang di tanggapi tidak hanya yang bersifat
materiil,tetapi juga yang bersipat tidak materiil.bila tanggapan berupa objek
objek materiil dan tidak materiil telah dimiliki,maka seseorang mempunyai alam
pikiran kognitip.itu be arti semakin banyak pikiran dan gagasan yang
dimiliki,semakin kaya dan luaslah alam pikiran kognitif itu.
Belajar kognitif penting
dalam belajar.Dalam belajar,seseorang tidak bisa melepas kan diri dari kegiatan
belajar kognitif. Mana bisa kegiatan mental tidak berproses ketika memberikan
tanggapan terhadap objek-objek yang di amati.Sedangkan belajar itu sendiri
adalah proses mental yang bergerak ke arah perubahan.
c. Belajar
Menghafal
Belajar
menghafal adalah suatu aktifitas menanamkan suatu materi verbal di dalam
ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksikan(diingat) kembali secara harfiah,
sesuai dengan materi yang asli.
Dalam
mengahafal, ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan, yaitu mengenai tujuan,
pengertian perhatian, dan ingatan. Efektif tidaknya dalam menghafal dipengaruhi
oleh syarat-syarat tersebut.
d. Belajar
Teoretis
Bentuk
belajar ini bertujuan untuk menempatkan semua data dan fakta(pengetahuan) dalam
suatu kerangka organisasi mental, sehingga dapat dipahami dan digunakan untuk
memecahkan problem, seperti terjadi dalam bidang-bidang studi ilmiah.
e. Belajar
Konsep
Konsep
atau pengertian adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai
ciri-ciri yang sama. Orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi
terhadap objek-objek yang dihadapi. Dalam bentuk belajar ini, orang mengadakan
abstraksi, yaitu dalam objek-objek yang meliputi benda, kejadian dan orang,
hanya ditinjau pada aspek-aspek tertentu saja.
Konsep
dibedakan atas kobsep konkret dan konsep yang harus didefinisikan. Konsep
konkret adalah pengertian yang menunjuk pada objek-objek dalam lingkungan
fisik. Konsep yang didefinisikan adalah konsep yang mewakili realitas hidup,
tetapi tidak langsung menunjukkan pada realitas dalam lingkungan hidup fisik,
karena realitas itu tidak berbadan.
Akhirnya,
belajar konsep adalah berpikir dalam konsep dan belajar pengertian.
f. Belajar
Kaidah
Belajar
kaidah(rule) termasuk dari jenis belajar kemahiran intelektual, yang
dikemukakan oleh Gagne. Belajar kaidah adalah bila dua konsep atau lebih
dihubungkan satu sama lain, terbentuk suatu ketentuan yang merepresentasikan
suatu keteraturan. Kaidah adalah suatu pegangan yang tidak dapat diubah-ubah.
Kaidah merupakan suatu gambaran mental dari kenyataan hidup dan sangat berguna
dalam mengatur kehidupan sehari-hari.
g. Belajar
Berpikir
Belajar
berpikir, orang dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan, tetapi
tanpa melalui pengamatan dan reorganisasi dalam pengamatan. Masalah harus
dipecahkan melalui operasi mental khususnya menggunakan konsep dan kaidah serta metode-metode bekerja
tertentu. Pemecahan atas masalah itulah yang memerlukan pemikiran. Berpkir itu
sendiri adalah kemampuan jiwa untuk meletakkan hubungan antara bagian-bagian
pengetahuan.
h. Belajar
Keterampilan Motorik
Orang yang memiliki suatu keterampilan motorik,
mampu melakukan suatu rangkaian gerak-gerik jasmani dalam urutan tertentu,
dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerik berbagai anggota badan secara
terpadu. Keterampilan semacam ini
disebut “motorik”, karena otot, urat dan persendian terlibat secara langsung,
sehingga keterampilan sungguh-sungguh berakar dalam kejasmanian.
i. Belajar
Estetis
Bentuk
belajar ini bertujuan membentuk kemampuan menciptakan dan menghayati keindahan
dalam berbagai bidang kesenian.
6. Aktivitas
–Aktivitas Belajar
a. Mendengarkan
Mendengarkan
adalah salah satu aktivitas belajar. Setiap orang yang belajar di sekolah pasti
ada akivitas mendengarkannya. Ketika seorang guru menggunakan metode ceramah,
maka setiap siswa atau mahasiswa diharuskan mendegnarkan apa yang guru(dosen)
sampaikan.
Dalam
mendengarkan apa yang diceramahkan itu tidak dibenarkan adanya hal-hal yang
mengganggu jalannya ceramah. Karena hal itu bisa mengganggu konsentrasi
belajar.Tidak dapat di sangkal bahwa aktivitas mendengarkan adalah aktivitas
belajar yang diakui kebenarannya dalam dunia pendidikan dan pengajaran dalam
pendidikan formal per sekolahan, ataupun non formal. Apabila dalam kerangka
pemerataan pendidikan, maka anak-anak tuna rungu perlu diperhatikan secara
intensif agar tidak ada lagi penyakit kebodohan.
b. Memandang
Memandang
adalah mengarahkan pengamatan kesuatu objek. Aktivitas memandang berhubungan
erat dengan mata. Karena dalam memandang itu matalah yang memegang peranan
penting. Tanpa mata tidak mungkin terjadi aktivitas memandang dapat dilakukan.
Orang buta pasti tidak dapat melihat maka dia tidak bida memandang sesuatu yang
menjadi kebutuhannya.
Tapi
perlu diingat bahwa tidak semua aktivitas memandang berarti belajar. Aktivitas
memandang dalam arti belajar di sini aktivitas memandang yang bertujuan sesuai
dengan kebutuhan untuk mengadakan perubahan tingkah laku yang positif.
c. Meraba,
Membau, dan Mencicipi/mengecap
Aktivitas
meraba, membau, dan mengecap artinya dapat memberikan kesempatan bagi seseorang
untuk belajar. Tentu saja aktivitas ini harus disadari oleh suatu tujuan.
Aktivitas ini harus didorong oleh kebutuhan, motivasi untuk mencapai tujuan
dengan menggunakan situasi tertentu untuk memperoleh perubahan tingkah laku.
d. Menulis
atau mencatat
Menulis
atau mencatat adalah kegiatan yang tidak terpisahkan dari aktivitas belajar.
Setiap orang mempunyai cara tertentu dalam mencatat pelajaran. Demikian juga
dalam hal memilih pokok-pokok pikiran yang dianggap penting. Hal ini disebabkan
ilmu pengetahuan yang dimiliki seseorang itu berbeda-beda, sehingga berbeda
pula dalam menilai bahan yang akan dicatat. Perlu diketahui bahwa tidak setiap
mencatat adalah belajar. Aktivitas belajar yang bersifat menurut, menciplak
atau mengcopy tidak dapat dikatakan sebagai aktivitas belajar. Mencatat yang
termasuk sebagai aktivitas belajar yaitu apabila dalam mencata itu orang
menyadari kebutuhan dan tujuannya, serta menggunakan seperangkat tertentu agar
catatan itu nantinya berguna bagi pencapaian tujuan belajar.
e. Membaca
Aktivitas
membaca adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan selama belajar disekolah
atau diperguruan tinggi. Kalau belajar adalah untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan, maka membaca adalah jalan menuju kepintu ilmu pengetahuan ini
berarti untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tidak ada cara lain yang harus
dilakukan kecuali memperbanyak membaca. Kalau begitu membaca identik dengan
mencari ilmu pengetahuan agar menjadi cerdas, dan mengabaikannya berarti
kebodohan.
f. Membuat
Ringkasan atau Menggarisbawahi
Ringkasan
memang sangat membantu dalam hal mengingat atau mencari kembali materi dalam
buku untuk masa-masa yang akan datang.
Sementara membaca pada
hal-hal yang penting perlu diberi garis bawah. Hal ini sangat membantu dalam
usaha menemukan kembali materi itu di kemudian hari, bila diperlukan.
g. Mengamati
Tabel-Tabel, Diagram –Diagram dan Bagan-Bagan
Sebuah
tabel, diagram, dan bagan dihadirkan di buku tidak lain adalah dalam rangka
memperjelas jelasan, yang penulis uraikan. Penulis sadar bahwa penjesan yang
dibuat tidak dapat memberikan gambaran kesan yang baik bila tidak dbantu dengan
menghadirkan tabel digram,tabel,bagan. Dengan menghadirkan tabel, diagaram,
atau bagan dapat menembuhkan pengertian dalam waktu yang relatif singkat.
Tabel, diagram atau bagan biasanya diletakan tidak jauh dari tulisan yang
dibuat oleh penulis buku. Oleh karena itu, masalah tabel, diagaram, atau bagan
ini jangan di abaikan untuk diamati, karena ada hal-hal tertentu yang tidak
termasuk dalam penjelasan melalui tulisan.
h. Menyusun
paper atau kertas kerja
Dalam
menyusun paper tidak bisa sembarangan, tetapi harus metodologis dan sistemaris.
Metodelogis artinya menggunakn metode-metode tertentu dalam menggarapannya.
Sistematis artinya menggunakan kerangka berpikir yang logis dan kronologis.
i. Mengingat
Mengingat
merupakan gejala psikologis untuk mengetahui bahwa seseorang sedang mengingat
sesuatu, dapat dilihat dari sikap dan perbuatannya. Perbuatan mengingat
dilakukan bila seseorang sedang mengingat-ngingat kesan yang telah tipunyai.
Ingatan itu sendiri adalah kemampuan jiwa untuk memasukan, menyimpan dan
menimbulkan kembali hal-hal yang telah lampau.
Ingatan atau (memory)
ingatan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sifat seseorang alam
sekitar keadaan jasmani, keadaan rohani (jiwa, dan umur seseorang).
j. Berpikir
Berpikir
adalah termasuk aktivitas dalam belajar. Dengan berpikir orang memporoleh
penemuan baru, setidak-tidaknya orang menjadi tau tenteng hubungan sesuatu.
Berpkir bukanlah sembarang berpikir, tetapi ada tarap tertentu, dari taraf
berpikir yang rendah sampai taraf berpikir yang tinggi. Lebih jelas mengenai
hal ini dapat dilihat kembali pembahasan mengenai jenis-jenis belajar, yang
membicarakan masalah belajar berpikir. Dan pembicraan mengenai masalah
aktivitas berpikir ini hingga disini, dengan pertimbangan dapat dibaca pada
pembahasan mengenai belajar berpikir didepan.
k. Latihan
atau praktek
Learning by doing adalah
konsep belajar yang menghendaki adanya penyatuan usaha mendapatkan kesan-kesan
dengan cara berbuat belajar sambil berbuat dalam hal ini termasuk latihan.
Latihan termasuk cara yang baik untuk memperkuat ingatan. Dengan banyak latihan
kesan-kesan yang diterima lebih uingsional. Dengan demikian, aktivitas latihan
dapat mendukung belajar yang optimal.